Senin, 06 Juli 2009

Analisa fundamental untuk pasar uang

Senin, 06 Juli 2009

Analisa fundamental memberi pengaruh kepada trend perubahan harga (arah dari harga suatu mata uang secara keseluruhan) yang lebih banyak dipengaruhi oleh kebijakan-kebijakan yang dilakukan pemerintah (otoritas moneter) ataupun data-data yang dirilis oleh berbagai sumber maupun berita-berita tertentu yang belum pasti kebenarannya (market sentiment and market rumors).
Kategori faktor fundamental

Faktor-faktor fundamental yang sifatnya luas dan kompleks tersebut dapat dikelompokkan ke dalam empat kategori besar, yaitu :

1. Faktor politik sebagai salah satu alat indikator untuk memprediksi pergerakan nilai tukar, sangat sulit untuk diketahui timing/waktu terjadinya secara pasti dan untuk ditentukan dampaknya terhadap fluktuasi nilai tukar. Ada kalanya suatu perkembangan politik berdampak pada pergerakan nilai tukar, namun ada kalanya tidak membawa dampak apa pun terhadap pergerakan nilai tukar.
2. Faktor keuangan sangat penting dalam melakukan Analisa Fundamental. Adanya perubahan dalam kebijakan moneter dan fiskal yang diterapkan oleh pemerintah, terutama dalam hal kebijakan yang menyangkut perubahan tingkat suku bunga, akan membawa dampak signifikan terhadap perubahan dalam fundamental ekonomi. Perubahan kebijakan ini juga mempengaruhi nilai mata uang. Tingkat suku bunga adalah penentu untama nilai tukar suatu mata uang selain indikator lainnya seperti jumlah uang yang beredar. Aturan umum mengenai kebijakan tingkat suku bunga tingkat suku bunga ini adalah semakin tinggi tingkat suku bunga semakin kuat nilai tukar mata uang. Namun, kadang kala terdapat salah pegertian bahwa kenaikan tingkat uku bunga secara otomatis akan memicu menguatnya nilai tukar maa uang domentik. Perhatian terhadap suku bunga ini terutama harus dipusatkan pada tingkat suku bunga riil, bukan pada tingkat suku bunga nominal. Ini karena perhitungan tingkat suku bunga riil telah menyertakan variabel tingkat inflasi di dalamnya.
3. Faktor Eksternal dapat membawa perubahan yang sangat signifikan terhadap nilai tukar suatu negara. Perubahan ekonomi yang terjadi dalam suatu negara dapat membawa dampak (regional effect) bagi perekonomian negara-negara lain yang terdapat dalam kawasan yang sama. Dalam era global asset allocation, arus portofolio modal tidak lagi mengenal batas-batas wilayah negara. para fund manager, investor, dan hedge funds yang melakukan investasi secara global, sangat mencermati perubahan ekonomi, bukan hanya dalam lingkup satu negara, melainkan juga meluas hingga ke dalam lingkup satu kawasan/regional tertentu.
4. Faktor ekonomi : indikator ekonomi adalah salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dan merupakan bagian penting dari keseluruhan faktor fundamental itu sendiri. Indikator-indikator ekonomi yang sering digunakan dalam analisa fundamental, yaitu :

* Produk nasional bruto (PNB) adalah total produksi barang dan jasa yang diproduksi oleh penduduk negara tersebut baik yang bertempat tinggal/ berdomisili di dalam negeri maupun yang berada di luar negeri dalam suatu periode tertentu.
* Produksi domestik bruto (PDB) adalah penjumlahan seluruh barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara baik oleh perusahaan dalam negeri maupun oleh perusahaan asing yang beroperasi di dalam negara tersebut pada suatu waktu/ periode tertentu.
* Tingkat inflasi : Salah satu cara pemerintah dalam menanggulangi inflasi adalah dengan melakukan kebijakan menaikkan tingkat suku bunga. Penggunaan tingkat inflasi sebagai salah satu indikator fundamental ekonomi adalah untuk mencerminkan tingkat PDB dan PNB ke dalam nilai yang sebenarnya. Nilai GDP dan GNP riil merupakan indikator yang sangat penting bagi seorang investor dalam membandingkan peluang dan resiko investasinya di mancanegara.

Indikator-indikator inflasi yang biasanya digunakan oleh para investor:

* Indeks harga produksi atau Producer Price Index (PPI) adalah indeks yang mengukur rata-rata perubahan harga yang di terima oleh produsen domestic untuk setiap output yang dihasilkan dalam setiap tingkat proses produksi. Data PPI dikumpulkan dari berbagai sektor ekonomi terutama dari sektor manufaktur, pertambangan, dan pertanian.
* Indeks harga konsumen atau Consumer Price Index (CPI) adalah digunakan untuk mengukur rata-rata perubahan harga eceran dari sekelompok barang dan jasa tertentu. Index CPI dan PPI digunakan oleh seorang Trader sebagai indikator untuk mengukur tingkat inflasi yang terjadi.
* Neraca pembayaran atau balance of payment adalah suatu neraca yang terdiri dari keseluruhan aktivitas transaksi perekonomian internasional suatu negara, baik yang bersifat komersial maupun finansial, dengan negara lain pada suatu periode tertentu. Neraca pembayaran ini mencerminkan seluruh transaksi antara penduduk, pemerintah, dan pengusaha dalam negeri dan pihak luar negeri, seperti transaksi expor dan impor, investasi portofolio, transaksi antar Bank Sentral, dan lain-lain. Dengan adanya neraca pembayaran ini kita mengetahui kapan suatu negara mengalami surplus maupun defisit. Secara garis besar Balance of Payment dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :

* Neraca perdagangan yang merupakan selisih antara total ekspor dan impor barang, jasa, dan transfer. Dalam perhitungannya, neraca perdagangan ini tidak mencakup transaksi-transaksi asset finansial dan kewajiban (hutang). Data ini merupakan indikator tren perdagangan luar negeri yang merupakan aliran bersih dari total ekspor dan impor barang dan jasa sebagai penerimaan atau penghasilan. Dengan adanya transaksi ekspor maka akan diterima sejumlah uang yang nantinya akan menambah permintaan terhadap mata uang negara eksportir. Begitu pula sebaliknya pada impor barang dan jasa dimana sejumlah uang harus dikeluarkan guna membayar barang dan jasa yang kita impor, hal ini akan menambah penawaran akan mata uang negara importir.
* Aliran Modal yaitu investasi langsung dan investasi tidak langsung, dimana pada investasi langsung, investor dari luar negeri melakukan penanaman modal dalam aset riil misalnya saja membangun pabrik, gedung perkantoran dll.Investasi ini biasanya bersifat jangka panjang. Sedangkan investasi tidak langsung dapat kita temui didalam investasi instrument keuangan. Misalnya seorang investor melakukan pembelian saham atau obligasi di bursa Indonesia. Maka investor tersebut harus menukarkan mata uangnya ke rupiah supaya dapat membeli saham ataupun obligasi di Indonesia.

* Tingkat pengangguran adalah suatu indikator yang dapat memberikan gambaran tentang kondisi rill berbagai sektor ekonomi. Indikator ini dapet dijadikan alat untuk menganalisa sehat/tidaknya perekonomian suatu negara. Apabila perekonomian berada dalam kondisi baik maka akan tercapai tingkat pengangguran yang rendah. Tetapi jika perekonomian dalam keadaan lesu maka tingkat pengangguran pun meningkat.
* Kurs valuta asing adalah nilai perbandingan atau bisa juga disebut nilai tukar antara suatu mata uang terhadap mata uang lainnya. Kurs ini biasanya digunakan sebagai indikator utama untuk melihat kekuatan ekonomi ataupun tingkat kestabilan perekonomian suatu Negara. Jika kurs mata uang negara tersebut tidak stabil maka dapat dikatakan bahwa perekonomian negara tersebut tidak baik atau sedang mengalami krisis ekonomi. Untuk itu perlu bagi suatu Negara untuk memiliki mata uang yang stabil agar perekonomian negara tersebut dapat berjalan dengan lancar dan membentuk suatu tren pertumbuhan.
* PSNCR - Public Sector Net Cash Requirement atau kebutuhan tunai sektor publik yaitu jumlah uang yang harus dipinjam pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya. Sebab pemerintah seringkali mengeluarkan lebih dari yang mereka terima dari penerimaan pajak, dan satu-satunya cara untuk menambah kekurangannya adalah dari meminjam.
Selengkapnya...

Analisis fundamental

Analisis fundamental adalah metode analisis yang didasarkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan. Teknis ini menitik beratkan pada rasio finansial dan kejadian - kejadian yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Sebagian pakar berpendapat teknik analisis fundamental lebih cocok untuk membuat keputusan dalam memilih saham perusahaan mana yang dibeli untuk jangka panjang. analisis fundamental dibagi dalam tiga tahapan analisa yaitu analisis ekonomi, analisis industri, dan analisis perusahaan

Analisis fundamental perusahaan
Secara umum, analisis fundamental ini melibatkan banyak sekali variabel data yang harus dianalisa, dimana beberapa diantara variabel tersebut yang cukup penting untuk diperhatikan yaitu :

* Pertumbuhan pendapatan (revenue growth)
* Rasio laba terhadap saham yang beredar ( earning per share-EPS)
* Rasio pertumbuhan EPS
* Rasio harga saham terhadap laba perlembar saham (price earning ratio)
* Rasio harga saham terhadap pertumbuhan laba perseroan ( price earning growth ratio)
* Rasio harga saham terhadap penjualan (price/sales ratio)
* Rasio harga saham terhadap nilai buku (price book value)
* Rasio hutang perseroan ( debt ratio)
* Margin pendapatan bersih (net profit margin)

Menghitung rasio

Menghitung kondisi perusahaan biasanya dilakukan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. Rasio secara garis besar di bagi dalam 5 kategori utama antara lain, yaitu : keuntungan (profitability) , harga (price ), likuiditas (liquidity), daya ungkit (leverage), dan efisiensi.
Rasio laba terhadap saham beredar (EPS)

EPS= Keuntungan bersih / Jumlah saham beredar

Rasio adalah digunakan untuk mengukur suatu tingkat keuntungan dari perusahaan. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai pada kwartal yang sama pada tahun sebelumnya untuk menggambarkan pertumbuhan tingkat keuntungan perusahaan. Hasil perhitungan rasio ini dapat digunakan untuk memperkirakan kenaikan ataupun penurunan harga saham suatu perusahaan di bursa saham.

Rasio pertumbuhan EPS
Diperoleh dengan memperbandingkan nilai rasio laba terhadap saham beredar (EPS)pada tahun berjalan dengan nilai EPS pada kwartal yang sama pada tahun sebelumnya untuk menggambarkan pertumbuhan tingkat keuntungan perusahaan. Hasil perhitungan rasio ini dapat digunakan untuk memperkirakan kenaikan ataupun penurunan harga saham suatu perusahaan di bursa saham.

Rasio harga saham terhadap laba perlembar saham


P/E Ratio = Harga saham / EPS

Biasa juga disebut dengan P/E Ratio yang dihitung dengan cara membagi harga saham dengan keuntungan perlembar saham. Rasio ini digunakan untuk membandingkan suatu perusahaan dengan P/E Ratio rata-rata dari perusahaan dalam kelompok industri sejenis.

[sunting] Rasio harga saham terhadap pertumbuhan laba perseroan (PEG ratio)


PEG Ratio = P/E ratio / pertumbuhan tahunan EPS

Semakin rendah PEG Ratio suatu perusahaan maka berarti harga sahamnya adalah dibawah harga semestinya ( undervalued) dan perusahaan memiliki rasio pertumbuhan EPS yang tinggi. Misalnya suatu perusahaan dengan pertumbuhan EPS sebesar 21.5% dengan P/E Ratio sebesar 37.3% maka PEG Ratio nya adalah 21.5/37.3=0.576.

[sunting] Rasio harga saham terhadap penjualan (P/S ratio)


P/S Ratio = Harga saham / penjualan per lembar saham

Rasio ini biasanya digunakan untuk menilai suatu perusahaan yang masih baru atau belum mendapatkan keuntungan dimana rasio ini. Semakin rendah P/S ratio suatu perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain dalam kelompok industri yang sejenis menunjukkan semakin bagus perusahaan tersebut.

[sunting] Rasio harga saham terhadap nilai buku (PB/V Ratio)


PB/V Ratio = Harga saham / (total harta - total hutang)

Semakin rendah PB/V rasionya berarti harga saham tersebut murah atau berada dibawah harga sebenarnya, namun hal ini juga dapat berarti ada sesuatu yang merupakan kesalahan mendasar pada perusahaan tersebut. Misalnya perusahaan XXX memiliki harta sebesar Rp. 100 milyar dan hutangnya sebesar Rp. 70 milyar maka nilai buku perusahan tersebut adalah Rp. 30 milyar dan apabila saham yang beredar 500 juta maka berarti setiap saham mewakili Rp. 600 nilai buku, dengan harga perlembar saham sebesar Rp. 1.200 maka berarti PB/V rasio perusahaan tersebut adalah 1.200/600 = 2.

[sunting] Rasio hutang perseroan


Debt Ratio = Total Utang / Total Aset

Rasio ini mengukur seberapa banyak aset yang dibiayai oleh hutang. Misalnya, rasio hutang 30 % artinya bahwa 30% dari aset dibiayai oleh hutang. Rasio hutang bisa berarti buruk pada situasi ekonomi sulit dan suku bunga tinggi, dimana perusahaan yang memiliki debt rasio yang tinggi dapat mengalami masalah keuangan, namun selama ekonomi baik dan suku bunga rendah maka dapat meningkatkan keuntungan.

[sunting] Margin pendapatan bersih


Margin pendapatan bersih= Pendapatan bersih / Total penjualan

Net profit margin adalah rasio tingkat profitabilitas yang dihitung dengan cara membagi keuntungan bersih dengan total penjualan Rasio ini menunjukan keuntungan bersih dengan total penjualan yang di peroleh dari setiap penjualan.

[sunting] Perputaran inventaris


Perputaran inventaris=Biaya barang yang terjual /Inventaris

Inventory turnover adalah rasio efisiensi yang dihitung dengan membagi biaya barang yang terjual dengan inventaris, yang menunjukkan seberapa efisien perusahaan mengatur inventarisnya, yaitu berapa kali perputaran inventaris selama satu tahun. Jenis rasio ini sangat bergantung pada jenis industri di mana perusahaan berada. Sebagai contoh, toko kue akan mempunyai tingkat perputaran yang jauh lebih tinggi daripada pabrik pesawat. Sehingga yang perlu diperhatikan adalah membandingkan hasil yang diperoleh dengan rasio dari perusahaan-perusahaan yang lain dalam industri yang sejenis.
Selengkapnya...

Sabtu, 02 Mei 2009

Tips Sukses Trading Forex Tips sukses para trader kawakan dan yang juga telah menjalani profesi Trader(trading for Living):

Sabtu, 02 Mei 2009

1. Buat perencanaan dan gambaran trading dengan baik
- Pending Order lebih baik dari pada buka Posisi langsung
- Gunakan Stop Loss dan Take Profit
- Manajemen Trading yang Konsekuen
2. Jadikan trend sebagai sahabat karib Anda (Trend Follower)
Mantapkan Knowledge Anda dengan mengetahui paling tidak Indikator Moving Average dan sesuaikan dengan Range pada Time Frame yang di pakai, sehingga sedikitnya merasa yakin untuk menentukan harga :
- Pending Order untuk mengikuti Trend dan
- Pending Order untuk Trend balik arah
3. Pertahankan dengan baik & seksama modal Anda
Loss 10% adalah jumlah maximal dan ideal yang harus dikorbankan dalam sehari Trading jika mengalami kekalahan/hari yang buruk
4. Mengetahui kapan saatnya buang "racun/sial/CUT LOST"
Penguasaan Manajemen Trading yang mantap akan mengetahui kapan harus CUT LOST sehingga besok dan besoknya lagi masih bisa Trading
5. Jangan emosi
Musuh Nomor WAHID di FOREX yaitu Anda sendiri - Kendalikan Emosi
6. Be smart & informed
Me-riset pasar secara Fundamental dan Teknikal
7. Segera tulis trading Anda pada sebuah jurnal trading
My Trading Diary - kenapa PROFIT dan kenapa LOST?
8. Saat harga sideways atau sedikit pergerakan, jangan masuk pasar
Biasanya bila ada hari libur besar/bersejarah
9. Jangan trading terlalu banyak atau berlebihan
Sesuaikan dengan batasan daya pikir masing-masing - pakai TARGET MARKET
10. Never Give Up
Jangan menyerah jika Forex sudah menjadi pilihan Anda - Keep Learning
Sumber :
>>>>belajarforex
>>>>sumber lain
Selengkapnya...

Senin, 30 Maret 2009

3 Reasons To Get Over Your Fear Of Competing With Big Businesses

Senin, 30 Maret 2009

by: Seomul Evans

Big corporations have huge budgets. They spend more on marketing in one month than you do on your whole business for an entire year. They have experts and specialists doing all of their branding. So how can you possibly compete? Start by remembering that your small business has some significant advantages over major corporations.
1. Finances. Let’s face it, the internet has really leveled the internet marketing playing field. There’s not much a huge corporation can do on the internet that you can’t do. You can both optimize your websites, you can both host your website on a web-based content management system, you can both post relevant and high-quality articles to your blog, you can both use social networking sites to connect to potential customers, and you can both optimize your landing pages to ensure more leads. All of those activities are critical to internet marketing, and you can do them with the same ease and cost as a multinational corporation.

2. Social Networking. Let the big companies do your work for you! Let them spend all the money they want on new marketing, because all they’re doing is attracting targeted traffic to social media sites. And if you’re in the right place at the right time, that targeted traffic will be exposed to your business as well.

Additionally, many big companies aren’t savvy enough to use social networking appropriately. Instead of becoming part of the conversation on social media sites, they’re interrupting it with their loud messages and demanding attitudes. They don’t realize that social media users are interested in creating connections rather than having marketing messages shoved down their throats.

If you use social networking appropriately by connecting with other people rather than trying to sell them something, you’ll have an enormous advantage over big businesses. Don’t be intimated by their presence on social networking sites. Keep making your connections and you’ll see a huge payoff in the end.

3. Customers. Sure, large companies are less affected by losing customers, but your advantage is that you can actually create relationships with potential customers. Social networking is a major piece in creating such relationships, and if you as a small business owner remain committed to the relationship-building task, you will see it pay off. If you’re patient with potential customers and share information with them rather than going for the hard sell, you’ll see that sales come much more quickly. Convincing and persuading, the primary tactics of big businesses, isn’t going to get you very far. Building relationships is.

Your job as a small business owner is to gauge the challenges faced by your potential customers and to help them find solutions to those challenges. Big businesses too quickly lose focus on individual problem-solving in favor of getting their message out to as many people as possible as quickly as possible. When you keep in mind that internet users can frequently find the solutions to their challenges by searching the internet, and when you offer yourself in a consultative fashion, you are more likely to be attractive to potential customers who are looking for a partner rather than a savior.

4. Think Differently About Marketing. Experts tell us that companies will spend $1.9 billion advertising on social networking sites in 2009. But maybe we need to think about “successful marketing” in a different way. What if someone came to your website, downloaded a free ebook, passed it on to ten friends, and those ten friends starting talking about what you had to say? Would that count as success even though you made no money? Absolutely! So instead of looking at the dollar signs, listen to what your gut tells you about whether or not your marketing efforts are successful. Couple your instincts with efforts to calculate your internet marketing return on investment and you’ll see that you have significant advantages over big business. Make them work for you!

Selengkapnya...

3 Reasons To Treat Your Business Like A Workout

Author: Seomul Evans
When you’re on the edge of burnout, or you’re not sure if you’re leading your business in the right direction, sometimes it helps to think of your business in terms of analogies. Hopefully, as a business owner, you make time to care for your physical health, and maybe you even go to a gym every once in awhile. Here are three reasons, taken straight from the gym, to treat your business like a workout.
1. Small Adjustments Make a Big Difference. If you’re like many people, you started out trying to teach yourself how to use the gym equipment. Later on, you may have enlisted the help of a personal trainer to give you even more details about how to use the machines most efficiently and effectively. Even just a small adjustment in arm or leg position could result in making you use an entirely different set of muscles altogether. Just a few inches can make a huge difference! And if you had never learned to use the equipment properly, then you would have never seen the benefits.
Compare this to the way you use your business website. Many business owners start out thinking they can manage their websites and their search engine optimization tasks. Then they realize that just a few hours of consultation with an SEO professional, plus a few tweaks to the website, can turn an unproductive website into a gold mine of traffic and leads. Much better than just giving up the business website altogether!
2. Create Deadlines and Appointments. If you’re trying to lose weight or reach another fitness goal, you need to set a time in which you expect to reach your goal. Otherwise it’s too easy to think to yourself, “I’m too tired to go to the gym today. I’ll just go tomorrow.” And then, as you know, tomorrow turns into next week, which turns into next month, and on and on. Another helpful thing to do is to make an appointment with a personal trainer or a workout buddy. You’re much more likely to show up if someone is expecting you.

The same is true for your business. You need to set clear goals and deadlines for yourself, otherwise you will put off those tasks that don’t motivate or inspire you but need to be done anyway. And if you find that you need to consult with someone about your business, pick up the phone and call them right away. Make that appointment as soon as possible, otherwise you’ll just continue to put it off.

3. Enlist Third-Party Help. Personal trainers are helpful in that they can analyze your physical fitness needs and help you design an exercise regimen to address those needs, but the most important thing they do is to encourage you and keep you motivated. The trainer might make your workout harder, but she’ll also be right there beside you to cheer you on.

Your business is very much the same. You know exactly what you need to do to get better and improve your business, but sometimes it seems daunting. And then when you do those things to improve your business, you give yourself a break. But it won’t be long before you need to take on new challenges to grow your business even more. And as you take on each new challenge, you need to surround yourself with people who will cheer you on and encourage you to continue, no matter how much you resist or want to give up.

Running your business is not unlike working out at your favorite gym. You need help making the right adjustments for a successful business, you need to dedicate yourself to deadlines and appointments, and you need to constantly improve your business despite the difficulty this may pose. And remember to surround yourself with supporters who will keep you motivated.
Selengkapnya...

6 Common Entrepreneurial Mistakes

One of the most difficult lessons for entrepreneurs is that the strategies they used to start their businesses are drastically different from the strategies they need to use to maintain their successful businesses. Here are 6 mistakes frequently made by entrepreneurs and how to avoid them.

  1. Too-High Expectations. There’s a big difference between setting goals that will require you to stretch yourself and goals that are simply unobtainable. While it is certainly noble and honorable to set lofty goals, expectations that are too high mean that you have set yourself up to fail. Additionally, if you set expectations for your business that are too high, you will spend far too much money in the process of reaching those expectations. And that’s money that could be put to good use in the quest to reach obtainable, reasonable goals.
  2. Focusing on the Wrong Things. Some entrepreneurs are so focused on costs that they forget to take a step back and look at the big picture. Yes, you need to be vigilant about what you pay in startup costs, but you also need to remember that you simply can’t make great strides in your business unless you are willing to invest significant amounts of money. Be bold about your spending, keeping in mind that only big investments yield big payoffs.
  3. Looking Only at the Short-Term. When you’re just starting off, it’s very tempting to jump at almost any opportunity to make money. But consistently focusing on short-term opportunities means that you’re not taking time to make strides towards your long-term business goals.
  4. Keeping Up With Everyone Else. As a new business owner, you’ll probably be tempted to compare yourself to your competitors and copycat the strategies that are working for them. But just because their strategies work for them doesn’t mean they’ll work for you. The reality is that you can only see part of their overall business plan, not the whole thing, so it’s impossible for you to replicate the parts of the strategy that you can’t see. This is a huge waste of time and effort for you, so stop worrying about what everyone else is doing and start focusing on your own plan.
  5. Wearing Too Many Hats. Some entrepreneurs are obsessed with doing everything themselves instead of building a team. But when you take on the entire responsibility yourself, you’re too busy doing the everyday tasks to dream the dreams and have the visions that are going to carry your company forward. Build a team and delegate tasks, giving yourself time to continuing creating your business.
  6. Sacrificing Customer Service. This is one of the biggest mistakes an entrepreneur can make. If you’re so focused on the bottom line that you end up sacrificing a customer’s experience, you will negatively impact your future revenues in ways that you can’t even understand at the time. An unhappy customer won’t hesitate to talk about his experience with anyone who will listen.
And what to do if you’re making, or have made, one of these mistakes? Don’t worry. All is not lost. Just remember these three philosophies:

Recognize the opportunities that will pay off in the end. They should always be in line with your goals, priorities, and values.

Slow down. Just because an opportunity looks good on paper or when pitched to you by a slick talker, doesn’t mean it’s a good way to use your time. Any opportunity put before you should motivate you to do a cost analysis before jumping on board.

Strategically Plan. If you have a strategic plan in place, you’ll always be ready to make wise decisions when new opportunities come down the pike. If you don’t have a strategic plan, you’ll be more likely to jump at anything that looks profitable. Selengkapnya...

5 Business Blogging Tips

If you’re an internet marketer or internet business owner, you know that the quest for inbound marketing is constant. And one of the best ways to enhance inbound marketing is to constantly create and publish great content. Great content keeps readers coming back to your blog, and compels them to tell others about the insightful, relevant, timely, and witty things you have to say. It’s your best advertisement for your business. Unfortunately, given everything else you have to worry about, business blogging can seem somewhat overwhelming. Here are 5 tips to get your blogging done efficiently and easily.
  1. Keep an Idea List. Get into the habit of keeping a small notebook with you at all times. When you have an idea that you’d like to blog about, jot it down. If you don’t write it down as soon as possible, chances are you’ll forget about it by the time you get home or get to the office. You never know when you’re going to be inspired to write—in the car, in the line at the grocery store, at a seminar, etc., so don’t assume that you’ll only want to write while you’re sitting in front of your computer. And having a list with you at all times sure beats trolling the internet for topics to write about.
  2. Stop Obsessing. One of the major roadblocks to business blogging is the incorrect assumption that every post should be a work of literary art. Yes, your posts should be grammatically correct. Yes, you should spell words correctly. But you’re not aiming for the Nobel Prize for Literature, just an engaging, relevant, interesting post that your readers will like. Write your post, use spellcheck, leave it alone for awhile, come back and proofread it one more time, and hit Publish. That’s all the time you need to spend.
  3. List it, Bullet it, and Number it. The advent of the internet has turned most of us into scanners. We spend a few seconds scanning blog posts to see if they are relevant or interesting and then move on. One way to visually engage the scanners who come across your page is to use lists and bullets. Listing and numbering help the reader understand from the very beginning how much content your article covers and how much they will need to absorb.
  4. Get the Links Later. Instead of centering your blog post on one or two links that you find relevant and interesting, add the links later. Write what you want to write. When you’re finished, hunt around for relevant links to point to from your post.
  5. Be Wise About Comments. If you want to keep your readers and engaged and returning to your blog, you have to respond to their comments. It's the only way to keep the conversation going, and you have to keep the conversation moving if you want to keep your readers. But you don't have to respond to every comment individually. Before you respond, ask yourself if the comment is a question about your post or your product, if it contains a misconception or misstatement about your company that you need to clarify, or if it's from a frequent commenter or loyal customer. If the comment falls into any of the above categories, then a response would be prudent. Otherwise, let the conversation ball move along via the momentum of the commenters who engage with one another. If you have time, of course, respond all you want. But if you’re pressed for time, be choosey about how and when you respond.
Business blogging is a great form of inbound marketing and can make a huge difference in the success of your business. Don’t put off this task because it seems potentially overwhelming. Embrace the opportunity by blogging efficiently using the five steps listed above.


Selengkapnya...

 
Design by Pocket
This template is brought to you by : allblogtools.com Blogger Templates